Pages

Galeri Foto "Kebahagiaan Tour"

Menyajikan foto-foto saat tour ke Baron dan Kukup kemaren, sesuai janji di post sebelumnya. Check it out!

First destination : Baron beach

suasana di dalam bus kebahagiaan 




Sesampainya di Pantai Baron, kita foto-foto dulu dong 

Perjalanan 3 jam ternyata bikin laper juga, mari makan bekal duluu :D sekalian beli oleh-oleh buat temen sekelas :)) 




Sebelum turun ke pantai. Cheers!


Ini dia suasana pantai Baron 

\



 Kalo yang cewek main-main air sama pasir, yang cowok memutuskan untuk "mendaki" 








Setelah puas-puas main di pantai Baron, kita melanjutkan ke tujuan kedua dan terakhir yaitu pantai Kukup 




Ini dia pantai Kukup. Kalo di Bali ada tanah Lot, di jawa ada Pantai Kukup :))




Bule pun kagum dengan keindahan pantai ini :))







Conel dan Moko dikubur 


 Bagus kan pantainya? :D


 Di pantainya banyak batu karang seperti ini, merupakan keunikan tersendiri 


Ekspresi kami saat bermain dengan ombak hehehe



Sekian cerita jalan-jalan kami, Semoga di lain kesempatan bisa berbagi pengalaman jalan-jalan yang lebih menyenangkan. Salam SOCL 

Posted by
SOCL 2nd Generation

More

Kebahagiaan Tour


"Gimana liburannya?"  Kalo anak SSG  ditanya kaya gitu pasti akan menjawab asik, seru, seneng :D Setuju? Udah setuju aja biar post-nya lanjut

Posted by
SOCL 2nd Generation

More

Macet Jadi Tema Update Twitter Dan Status Facebook




Jumat, 12 April 2013. Terjadi kemacetan yang cukup parah diruas jalan utama Purworejo-Kebumen dikarenakan antrian kendaraan yang akan memasuki SPBU yakni diwilayah Andong, Butuh, Purworejo.

Posted by
SOCL 2nd Generation

More

Galeri foto 12 April 2013


Galeri Foto second SOCL Jumat 12 April 2013 ketika moment salam-salaman

Posted by
SOCL 2nd Generation

More

Dari SecondSocl untuk SOCL

Hari Jumat kemaren merupakan hari yang tak akan terlupakan oleh kami anak-anak second SOCL. Mengapa? Karena pada hari itu rencana kami berhasil. Rencana untuk memberikan kejutan kepada kakak-kakak SOCL telah berjalan lancar. Dan kami sangat senang sekaligus terharu melihat tanggapan positif dari kakak-kakak SOCL :")

Posted by
SOCL 2nd Generation

More


Miris... Bocah 12 Tahun Menghidupi 3 Adik

BANYUMAS – Seorang bocah berusia 12 tahun di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, harus bertahan hidup sambil menghidupi tiga adiknya. Empat bocah itu ditinggal ayahnya bekerja ke luar Jawa, sementara sang ibu meninggal akibat tertimpa longsor.

Tak mudah untuk menjangkau tempat tinggal empat bocah yakni Tasripin (12) bersama tiga adiknya, Riyanti (9), Dandi (7) dan Daryo (5). Setelah menempuh jalan menanjak dan bebatuan terjal, terlihat sebuah rumah terpencil di atas bukit di Dusun Pesawahan, Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok.

Kondisi rumah itu cenderung lembab sehingga tidak sehat bagi pertumbuhan anak-anak. Kawasan itu juga sering diselimuti kabut menjelang sore. Jarak dari pusat kota cukup jauh yakni sekira 30 kilometer.

Tasripin yang mestinya duduk di bangkus kelas VI SD, harus putus sekolah dan menjadi kepala keluarga sekaligus mengurus tiga adiknya. Empat anak itu ditinggal ayah, Narsun, dan kakaknya sejak enam bulan lalu untuk bekerja di kebun kelapa sawit di Kalimantan. Sementara ibunya, Satinah, meninggal dua tahun lalu akibat tertimpa tanah longsor.

Kini, Tasripin harus menjadi tumpuan hidup tiga adiknya. Dia harus mengambil alih tugas ayah dan ibu, mulai dari urusan mencuci pakaian, piring, dan mengurus keperluan rumah tangga lainnya.

Bocah laki-laki itu juga harus berbelanja dan memasak serta menyiapkan makan adik-adiknya. Taspirin juga harus memandikan dan menidurkan adik-adiknya jika malam tiba. Kondisi rumah papan berukuran 4x4 meter persegi itu dapat menahan hembusan angin sehingga mereka kerap menggigil kedinginan.

Agar dapat bertahan hidup, dia harus berhemat dan hanya makan seadanya. Baginya, makan hanya sekadar mengganjal perut tanpa memikirkan kandungan gizi yang layak. Kerupuk, menjadi pilihan sehari-hari sebagai pendamping sepiring nasi.

“Kadang saya beri lauk slobor (tumbuhan gunung) untuk adik-adik. Terus kalau adik rewel, saya kadang mendiamkan dengan cara membentak ringan atau memberi uang, itu kalau ada. Sementara kalau adik sakit, saya paling belikan obat puyer di warung,” ujar Taspirin, Kamis (11/3/2013)..

Untuk kebutuhan hidup, mereka mengandalkan kiriman uang dari ayah yang jumlahnya tak besar. Namun, tak jarang mereka juga menawarkan bantuan tenaga kepada tetangga dengan imbalan uang untuk jajan.

“Kalau membutuhkan jajan dan tambahan uang ya membantu tetangga bekerja. Lumayan dapat imbalan uang. Saya berusaha menjaga adik-adik sebisa mungkin,” tambahnya.

Tasripin mengaku masih ingin melanjutkan sekolah bersama tiga adiknya. Namun, keterbatasan ekonomi membuat mereka semua harus mengurungkan niat untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Kendati demikian, mereka berempat tidak mau ketinggalan ilmu agama. Dia selalu membawa adik-adiknya mengaji di musala di depan rumah. 


Posted by
SOCL 2nd Generation

More

Aura




well, ini hasil translate-an saya yang sudah bertahun-tahun lamanya dari sebuah cerpen di Story edisi 19 . wkwkwkwk. Selamat menikmati~




Aura
“Nama saya Ken... Ken Arok”. Kelas mendadak dipenuhi dengan gelak tawa, gemuruh, dan celaan. Bu Laila tersenyum karena dia melihat ruangan yang penuh ini dan setiap orang tertawa tanpa terkontrol. Ini bukanlah yang pertama kali terjadi padaku. Reaksi ini terlihat seperti sesuatu yang akan selalu aku temui ke mana pun aku pergi.

Alasan aku pindah ke sini bahkan tidak lagi penting. Aku murid baru di kelas 11 untuk ilmu sosial. Salah satu teman sekelasku bukanlah gadis yang baik, dia bahkan tidak mengatakan “Hai” ketika aku mencoba berbicara padanya. Dia hanya menunjukan namanya, yang dia tulis di bukunya. Yaitu Aura.

Aku tersenyum padanya. Aura berarti sebuah difusi cahaya. Tetapi, aku tidak melihat sedikit pun cahaya di wajahnya, atau merasakan cahaya itu memancar  wajahnya. Tak ada sesuatu yang ada padanya, kecuali keangkuhaan. Sesungguhnya, dia angkuh tetapi dia adalah gadis yang cantik. Setidaknya selama beberapa menit pertama semenjak aku di kelas baru ini, juga selama aku duduk di sebelah mejanya. Sikapnya tetap saja sama sampai berakhirnya kelas.

“Dapatkah aku meminjam catatanmu dari pelajaran yang terakhir?” Aku bertanya padanya.

Dengan senyum kecil yang dipaksakan di wajahnya, dia memberikan padaku bukunya. Tetap dia tidak mengatakan sepatah kata pun. Aku terkejut karena bukunya sangat rapi. Buku itu bersampul cokelat tua di bawah plastik pembungkus yang bening. Dia sebenarnya gadis yang baik, setidaknya untuk saat ini, sesaat sebelum istirahat. Aku tahu betapa sulitnya itu untuk meminjamkan buku catatanmu kepada orang yang tidak kamu ketahui apa pun kecuali namanya. Namun, dia melakukannya padaku.

“Bolehkah aku menyalin semua catatanmu? Biarkan aku menyalinnya. Agar lebih mudah bagiku untuk menangkap pelajaran.”

Dia hanya menganggukan kepalanya, kemudian mengumpulkan semua buku dan alat tulisnya. Dia menaruh semuanya ke dalam tas punggung berwarna biru tua yang terlihat seperti milikku. Tanpa mengatakan apa pun dia pergi membawa sapu tangan dan tas kecil lucu bertali miliknya. Aku pikir dia terlalu angkuh, tetapi dia juga baik. Aku merasa hal ini aneh.

                                                                                ***

“Bagaimana hari pertamamu di sekolah, hmm?” Ayah bertanya padaku.

“Ken sedang jatuh cinta sayang. Tak dapatkah kamu melihaynya?” Mama menyela.

Ayahku tertawa, menepuk bahuku, sedangkan mama terus menggodaku. 

Aku tidak bisa tersenyum pada diriku sendiri selama aku menyalin catatan Aura. Siapa yang bilang aku sedang jatuh cinta padanya? Aku hanya heran tentang pertentangan pada kepribadiannya. Dia angkuh tetapi juga baik. Dan aku gagal untuk membuatnya berbicara bahkan satu kata pun sebelum pulang ke rumah dari sekolah. Pada saat itu dia telah berlari ke mobil yang membawanya pulang ke rumah.

Malam berjalan dengan lambatnya, berkabut dan dingin. Misteri tentang Aura, teman sekelasku, terus menggangguku, lain kali aku harus mencari jawabannya. Aku berjanji pada diriku.  

                                                                                ***

Sekali lagi aku berkonsetrasi menyalin catatan Aura. Aku tidak yakin ingin membacanya ulang. Bagaimanapun, jika aku menulis ulang kata-katanya dan membacanya, itu berarti aku belajar pelajaran yang sama dua kali. Dengan melakukan itu akan sangat membantuku, anak laki-laki yang tidak terlalu pintar.

... Pada jaman dahulu kala, prajurit dari kerajaan Daha mencari Ken arok. Dia menyembunyikan dirinya di pohon Tal, kemudian dia terbang dengan hati-hati dengan daun Tal sebagai sayapnya. Ini merupakan simbol dari pengetahuan yang luas. Daun yang menjadi sayap merupakan simbol pengetahuan dan juga ilmu pengetahuan.

Hidupnya penuh dengan masalah dan penderitaan. Ibunya, Ken Endok membuangnya ketika dia masih anak kecil, sampai seorang pencuri menemukannya dan merawatnya. Kemudian dia bekerja sebagai gembala dan diadopsi oleh beberapa orang. Mereka adalah seorang penjudi, Bango Samparan, seorang pemimpin daerah yang idealis, Pak Sahaja, seorang  tukang emas, Empu Palot, dan terakhir Brahmana Lohgawe. 

Ken arok merupakan contoh dari keberanian seorang pemuda. Dia memiliki kecakapan yang bagus dan seorang penimba ilmu yang baik dalam ilmu pengetahuan. Sangat disayangkan dia menjadi kurang perhatian dan ceroboh karena nafsunya. Seluruh keberanian dan kecakapanya berubah menjadi pengecut. Ini dikarenakan dia ingin menikahi Ken Dedes, istri dari Tunggul Ametung, sehingga dia membunuh suaminya. Aku pikir dia tergoda bukan hanya karena pahanya yang sempurna, tetapi juga karena dia dewi dari ilmu pengetahuan dan kecerdasan. Dia adalah Pradnya Paramita. Dan Ken Arok adalah penggemar ilmu pengetahuan.

Aku menangkap tulisan Aura. Tapi aku heran mengapa dia menulis cerita ini tentang Ken arok? Mungkinkah ini menunjuk padaku? Tapi, jika iya, apa maksud dia melakukan ini? Aku tidak seperti Ken Arok yang dibuang oleh ibunya. Aku bukan anak laki-laki yang diadopsi oleh penjudi. Aku ;ahir ketika panggilan untuk bersembahyang terdengar dari ribuan masjid, waktu ketika orang kehilangan dirinya dalam pelukan Tuhan di keheningan malam. Kakekku lah yang manamai aku Ken Arok.

                                                                                ***

“Terima kasih banyak. Kamu gadis yang baik. Persis seperti Dewi Pradnya Paramita.” Aku berkata pada Aura ketika aku mengembalikan bukunya. “Dan kamu adalah seorang penulis yang baik. Aku kagum padamu.”

Dia hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum. Dia tidak berkata apa pun, bahkan satu kata.

“AKU BISU”

Itu yang dia tulis dalam cetakan hurus besar, di halaman terakhir bukunya.

Aku terkejut. Kalimat itu memukulku sangat dalam. Segalanya yang pernah aku pikirkan tentang dia yang angkuh telah hilang. Kemudian dia menundukan kepalanya, dan menempatkannya di tangan kirinya di atas meja. Rambutnya menggantung ke bawah dengan bebas, menyelip keluar dari pita rambut merahnya. Aku tidak percaya Allah mencintai-Nya dengan cara-Nya sendiri. Dan Dia menunjukkannya dengan mengambil suara gadis cantik ini.

“Ini tidak penting, Aura” Aku mencoba meyakinkannya.

Dia mengangkat kepalanya. Terlalu banyak orang dapat mengatakan apa pun yang mereka inginkan dan menyebabkan perang yang telah membunuh banyak orang yang tidak bersalah. Terlalu banyak percakapan yang berakhir dengan membuat konflik dan menyebabkan orang tidak mempercayai satu sama lain. Terlalu banyak pembicara yang bagus yang melukai orang lain dan membuat hidup mereka tidak berharga. Dan terlalu banyak orang yang mampu berbicara dan membuat kata, tetapi semua yang dikatakannya bohong. Orang-orang ini bahkan akan setuju untuk mengadu perkataan mereka bahkan jika ini berarti melukai orang yang mereka cintai.

“Kamu beruntung, Aura. Allah telah menyelamatkanmu dari kata-kata yang tidak penting,” Aku berkata lagi. Dia melihatku sebentar. Pelan-pelan, tangisnya jatuh. Dan setelahnya, aku mendapati sapu tangannya telah basah, wajahnya memerah, matanya merah, dan bibirnya menggigil.

“Tak seorang pun pernah mengatakan padaku seperti itu!” Dia menulis.

“Itulah mengapa aku mengatakannya padamu,” Aku berkata pelan. Kemudian dia mneggambar sesuatu di bukunya, membuat gambar lingkaran. Dan akhirnya sebuah wajah yang tersenyum muncul dengan rambut di dahi dan sedikit janggut. Itu telihat seperti AKU...





(Story Edisi 19/25 Februari 2011)

Posted by
SOCL 2nd Generation

More
Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / SOCL2ndGeneration

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger